Akhir tahun lalu. Saat aku, suami dan Irsyad hendak pulang ke
Serpong dari rumah Ema. Dalam kondisi sakit dan lemah Ema mengantarkan
kami sampai depan rumah. Kami semua melarang, karena sedang hujan. Tapi
Ema bilang ingin melihat kami sampai berangkat.. Ya Allah, seandainya
aku tahu itu adalah saat terakhir aku bisa mencium tangan dan pipinya,
aku ingin menarik kembali waktu dan akan kupeluk erat Ema dalam
dekapanku dan akan kubisikan kalau aku menyayangi Ema.
Pulang dari Serpong, Mamah bilang kalau saat aku pergi, Ema menangis
katanya masih kangen pada kami. Ya Allah, ampuni aku yang tidak mengerti
akan keinginan Ema..:'(
Awal minggu lalu, Mamah memimpikan Ema selama 3 malam berturut-turut.
Aku memimpikan hanya sekali dan rasanya aku ingin ke Jakarta saat itu
juga. Mamah bilang sabtu/minggu ini mau ke Jakarta dan aku
mengiyakannya.
Jum'at, 11 Januari 2013..
Saat aku pulang untuk makan siang. Aku merasa malas makan, seperti
ada yang mengganjal dihati ini. Mamah menawarkanku makan berkali-kali,
tapi aku hanya membalas "nanti, belum kepingin makan". Akhirnya aku
makan walau sedikit, saat aku ingin mulai makan, suamiku menelepon,
katanya aku diminta menelepon Abang (kakak) segera, penting!
Kutelpon Abang, suaranya terdengar lemas memberi kabar kalau Ema
koma.. Ya Allah, inikah yang mengganjal fikiranku? Mamah yang mendengar
pembicaraan kami langsung menangis. Aku lemas, seperti tak ada daya
untuk berdiri. Tapi kupaksakan diri untuk kembali ke kantor meminta izin
pulang cepat, Alhamdulillah diizinkan.
Sampai dirumah, kulihat Irsyad masih tertidur. Kubangunkan dia, maafkan mamah de..:'(
Kami berangkat ke Jakarta dengan bis jurusan Pasar Rebo disambung
dengan taxi. Sepanjang jalan, kuhibur diriku dengan bercanda dengan
Irsyad. Kukabari saudara-saudaraku. Kulihat Mamah diam selama
perjalanan, aku tahu apa yang ada dalam fikiran Mamah saat itu sama
seperti apa yang aku rasakan.
Sesampainya dirumah, kulangsung cuci kaki dan melihat kondisi Ema.
Ya Allah.. " Ema, ini ita Ma.. Ita minta maaf sama Ema"
Ema dalam kondisi koma (seperti tertidur), kulihat kaki dan tangannya sesekali bergerak tapi matanya terpejam.
Kuambil wudhu dan membaca Surat Yasiin dan Surat Arrahman untuk Ema.
Tak ada rasa lelah ataupun lapar yang menderaku. Alhamdulillah, mungkin
Allah mengabulkan do'aku untuk terus mendampingi Ema disaat-saat
terakhirnya.
Satu persatu anak-anak Ema datang dan meminta maaf pada Ema. Aku tak
kuasa melihat kondisi Ema yang meskipun seperti tertidur dengan pulas,
tapi Aku merasa sedih.
Keluarga dan dokter membicarakan kondisi Ema, dokter meminta Ema
dibawa ke RS, Bapak Aki menolaknya karena ingat akan ketidakinginan Ema
dibawa ke RS. Akhirnya, kami sepakat untuk tidak membawa Ema ke RS.
Aku terus membisikan Ema dua kalimat syahadat bergantian dengan yang
lain. Tak sedikitpun kurasakan lapar dan kantuk. Sesekali kuberdo'a. "
Ya Allah, jika memang Kau ingin menjemput Ema, jemputlah dalam kebaikan
Ya Allah, jangan Kau berikan Ema sakit lagi, hamba ikhlas ya Allah"
Sabtu malam, aku terus menemani Ema. Sesekali kulihat Irsyad yang
sedang asyik bermain bersama adik sepupuku. Jam 22.00, aku merasakan
kantuk yang luar biasa. Kurebahkan diriku sambil terus membaca Yasiin,
entah karena kantuk atau memang Syetan itu bekerja keras agar Aku
berhenti mengaji, sehingga aku tertidur. Aku terbangun dengan teriakan
Bi Akah "Allahu Akbar!" kami semua panik, kuhampiri Ema. Nafasnya kini
makin teratur. Ya Allah, inikah saatnya Kau menjemput Ema?
Tak kulepaskan diriku dari sisi Ema, kubisikan terus dua kalimat syahadat ditelinganya..:'(
Minggu, 13 Januari 2013 jam 01.00 WIB
Anak, menantu, cucu dan Cicit Ema berkumpul disekeliling Ema. Ema
menghembuskan nafas dengan tenang untuk terakhir kalinya. Innalillahi
wainnailahi raji'un.
"LaailahaIlallah.." kami semua mengiringi kepergian Ema dengan do'a dan tangisan rasa sayang kami.
Aku menjauh dari Ema agar air mata ini tak jatuh di wajah bersih Ema.
"Ya Allah, kumemohon padamu.. Ampuni dosa-dosa Ema, mudahkanlah jalan
Ema menuju surga firdausMu Ya Rabb, lindungi Ema dari siksa kubur dan
jauhkan Ema dari api neraka..Amiin."
Dalam tangis, kupaksakan diri untuk terus menemani Ema dalam lantunan ayatNya.. Memohon ampunan dan lindungan padaNya.
Alhamdulillah, aku terus berada disisi Ema saat memandikan dan mengkafani beliau. Kulihat wajah yang tenang dan bersih.
Kucium pipi dan dahinya untuk terakhir kalinya sebelum wajahnya ditutup.. Ya Allah, kuatkanlah hamba..:'(
Kuiringi Ema menuju tempat peristirahatan terakhirnya. Diperjalanan
hujan deras, sesekali reda.. Kupanjatkan do'a agar saat pemakaman nanti,
hujan reda. Subhanallah, Walhamdulillah, Walailahaillah, Wallahuakbar!
Allah mengabulkan do'a kami.. Tanah yang sudah disiapkan untuk Ema
kering dan hujan reda, langitpun berubah cerah.
Ema, semoga Ema tenang dalam dekapan Allah Yang Maha Pengasih.. Kami
semua sayang Ema, semoga Allah menempatkan Ema dalam Surga
FirdausNya..Amiin.
|
makam Ema |
- Rizqaha -